Me+Coffee #1 - Rain

1:48 PM fe 0 Comments

Katanya aku terlalu banyak menghayal tentang masalah apapun. Entah itu masalah pekerjaan pilihanku sendiri nanti, aku ingin jadi apa nanti, dan yang jelas aku punya sepuluh daftar keinginan yang ingin kupenuhi. Mau tahu apa saja itu?

  1. Aku ingin ke Paris apapun yang terjadi.... Sebelum aku mati.
  2. Aku ingin punya apartemen model studio sendiri, jadi aku bisa bebas sendiri.
  3. Aku ingin punya mobil warna biru canggih buatan terbaru.
  4. Aku ingin blog-ku sukses dan dapat sponsor.
  5. Aku ingin jadi fotografer handal
  6. In progress...
  7. In progress...
  8. In progress...
  9. In progress...
  10. In progress...
Makanya mereka bilang aku terlalu banyak berkhayal karena 5 daftar utama sampai sekarang belum kesampaian dan 5 daftar terakhir masih in progress... Padahal aku sudah punya toko sendiri dan punya bisnis fotografer amatiran tanpa bayaran sejak dua bulan lalu.

Dress, baju, sepatu, gaun, alat make up, roll rambut... Sebenarnya ini jauh dari duniaku. Bilang saja aku punya toko sendiri tapi aku bukan pemilik penuh. Temanku Zanya yang lebih banyak sibuk mengelola toko kami sedangkan aku tetap sibuk di depan komputerku, menjalankan web pemasaran, menerima orderan, dan jadi fotogrfer untuk promosi. Zanya lebih senang berkeliaran di toko, menerima tamu, menulis artikel warna dan baju sampai menjadi model dadakan.

Dengan kata lain aku resmi kerja di balik layar.

Tapi tidak masalah, toh aku senang dengan kemajuan toko kami meski secara mode aku sendiri tidak maju-maju.

Aku masih stuck dengan rambut berantakan, kaca mata bingkai hitam yang harus di pakai saat menghadap monitor, jeans lusuh api nyaman, kemeja kebesaran yang membuat Zanya pusing tujuh keliling karena akan memperbesar bentuk tubuhku. Tanpa ragu dia menyebutku gendut padahal aku sama sekali tidak gendut... walau berat badanku tidak proposional dengan tinggiku. Tapi aku tidak gendut kok! Sungguh! Aku hanya... yaah... berat,

Zanya sendiri adalah tipe wanita cantik dengan wajah oriental yang khas. Ibunya keturunan Jepang jadi wajar kalau dia juga terkesan sangat Jepang. Aku takkan memujinya tapi dia benar-benar sangat menyenangkan dan partner yang handal. Bukan hanya itu, ia selalu menyukai gaya-gaya yang simple sehingga tidak terkesan glamor tapi tetap modis dan santai.

Sampai saat ini aku selalu berpikir kalau ini adalah bisnisnya, bukan bisnisku. Kenapa? Karena dia yang paling tahu tentang dunia fashion. Sedangkan aku hanya follower yang tertarik dengan program komputer dan fotografi.

Seperti biasa, kalau Zanya berkeliaran di toko maka aku berkeliaran dalam ruang kerjaku yang di desain Zanya dengan sangat akurat. Awalnya aku ingin memasang banyak poster band favoritku - karena ini ruang kerja pribadi jadi kupikir aku bisa menggunakannya sesuka hati. Aku ingin pasang poster band-band metal ternama di sepanjang dinding sebelah kiri yang kosong karena dinding sebelah kanan ada jendela besar yang menghadap ke jalan utama dengan tulisan Zee&Gil, nama toko kami. Aku tidak tahu kenapa Zanya memilih tempat ini sebagai ruang kerjaku.

Awalnya aku menolak tapi akhirnya mau juga. Makanya demi reputasi dia menawarkan diri merombak ruanganku.

Jadilah ruanganku seperti ini. Warna hijau dan putih dengan dekorasi unik, menarik, minimalis. Sofa yang dipilihnya dari pasar loak bisa disulapnya dengan elegan. Ia juga memasang rak buku tinggi di belakang meja kerjaku. Ia juga membuat galeri foto di dinding yang awalnya ingin kujadikan tempelan poster. Untuk jendela ia memasang sebuah tirai tipis dengan gambar bunga-bunga yang menarik sehingga aku masih bisa leluasa bekerja di ruanganku dan orang tidak begitu bisa melihat ke dalam begitu saja.

Jadilah ruang kerjaku yang minimalis dan santai. Sebagai tambahan aku juga memasang karpet warna kuning yang selaras dengan lemariku agar tidak monoton. Jadi bisa dibilang kalau ruanganku sangat ceria dengan tiga warna, hijau, putih, dan kuning.

Saat ini aku sedang memandangi resolusi tahun baruku yang kucoret-coret di kertas. Masih sama seperti dulu, aku masih hilang ide untuk list nomor 6-10. Ya Tuhaan... Padahal sudah lebih dari lima tahun berlalu dan aku sama sekali tidak tahu apa lagi yang kumau!

Aku merasa list no 1-5 sudah mewakili 10 keinginanku tapi masa keinginanku tidak berkembang? Dan disaat aku hilang akal Zanya masuk sambil membawa segelas teh untukku.

"Oke, kita akan punya diskon khusus untuk menyambut tahun baru ini. Kau sedang apa?" tanyanya begitu melihatku mengerutkan kening pada selembar kertas. Ia duduk di depanku, mencondongkan sedikit badannya dan bergumam, "list yang dulu."

"Iyaaa..." dengan malas aku menjawab dan melemparkan pulpenku ke meja. "Kau punya ide?"

"Kubilang," ia meletakkan gelas itu di depanku, "kita harus ada diskon khusus untuk tahun baru."

"Berapa?"

"40% dari harga."

Aku tidak ambil pusing dengan angka itu. Seperti yang kubilang tadi, Zanya adalah penggerak toko ini dan aku yakin angka itu datang dari Rui, staff akunting kami.

"Oke. Jadi kau akan kupotret," aku menggenggam gelas yang hangat itu.

"Nah, jadi apa itu?" ia melirik lagi pada kertasku dan aku tertawa. "Kau masih menulis in progress... untuk nomor 6 sampai 10?"

"Bilang aku tidak berkembang. Tapi masalahnya jika nomor 1-5 sudah tercapai hidupku terasa sempurna!"

Ia menggelengkan kepalanya. "Besok kita ke atap. Kau siapkan kamera," ia berdiri dan bersiap pergi. "Percayalah Gil, kau sudah mewujudkan list nomor 5," dia tersenyum dan pergi.

Aku berterima kasih padanya karena telah menghiburku. Masalahnya aku tetap saja tidak merasa begitu.


You Might Also Like

0 comments: